Sabtu, 22 Oktober 2011

mari sambut dzulhijjah

Waktu yang paling besar keberkahannya adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Karena ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah, dan hal ini menunjukkan akan kecintaan-Nya, dan pengagungan-Nya terhadapnya. Diantara tanda kemuliaan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah  Allah telah bersumpah dengannya, Allah berfirman, “Dan (demi) malam yang sepuluh” (Al-Fajr:2). Dan Allah tidak bersumpah kecuali dengan sesuatu yang mulia dan agung. 

Diantara kemuliaan lain dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah pula, Allah telah menyambungnya dengan sebaik-baik waktu yaitu waktu fajar dimana kehidupan muncul setelah kematian kecil, cahaya datang menutup kegelapan malam. Kemudian Allah menggandengkannya dengan bilang genap dan ganjil yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluknya, bilangan genapnya adalah iedul qurban sedang bilangan ganjilnya adalah hari ’arafah, di mana para tamu Allah mempelihatkan ketundukan mereka kepada keAgungan Allah Swt.
Kemuliaan lain dari sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah pula adalah bahwa Allah telah menyempurnakan Al-Islam ini di dalamnya. Kesempurnaan islam ditegaskan pada haji wada’ yang ditandai dengan diturunkannya satu ayat yang paling dibenci sekaligu disenangi oleh Yahudi sampai-sampai seorang pendeta Yahudi berkata kepada Umar bin Al Khattab: “Ada satu ayat dalam Kitab kalian, seandainya ia turun kepada kami kaum Yahudi, niscaya kami akan menjadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya.” Ayat itu adalah,
{ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا }
“Pada hari Ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu.” (Al-Maidah: 3).
Umar berkata,“Sesungguhnya aku mengetahui kapan dan di mana ayat itu diturunkan. Ayat itu diturunkan pada Hari Arafah bertepatan dengan hari Jumat.” (HR.Bukhari).
Diantara kemuliaan sepuluh hari pertama bulan Dzullhijjah pula, Allah telah menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya pada hari itu. Setiap jiwa merasakan ketentraman dengan berbagai macam ketaatan, baik perkataan, perbuatan maupun muamalah. Kesempurnaan nikmat ditandai dengan terbukanya hati-hati para hamba untuk menerima Islam. Sehingga manusia masuk ke dalam Islam dengan berbondong-bondong. Setelah disempurnakannya nikmat, jumlah mereka bertambah lebih dari seratus ribu orang. Dan Allah telah memenangkan Islam di atas semua agama. Allah Swt berfirman,
{هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ}
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.(Al-Fath: 84).
Diantara kemuliaan sepuluh hari pertama bulan Dzullhijjah, ia menjadi sebaik-baiknya hari di dunia secara mutlak. Baik dalam setiap detiknya, setiap jamnya, setiap harinya, dan setiap pekannya. Ia adalah hari-hari yang paling dicintai oleh Allah, dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah musim untuk meraih keuntungan yang melimpah. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Tidak ada hari yang amal saleh yang dikerjakan lebih dicintai oleh Allah di dalamnya dari pada hari ini”(maksudnya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, begitu juga tidak dengan jihad di jalan Allah? Beliau bersabda, “Ya, meskipun itu jihad di jalan Allah, kecuali jika seseorang keluar untuk berjihad dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak kembali.” (HR. Bukhari).
Diantara kemuliaan sepuluh hari pertama bulan Dzullhijjah pula ialah di dalamnya terdapat Hari Arafah, yaitu hari kesembilan di bulan Dzulhijjah. Hari Arafah penuh dengan keutamaan, limpahan pahala, dan pengampunan dosa. Hari dimana setiap hamba menampakkan ketauhidannya dengan banyak mengucapkan, “Laa ilaaha illallah.”  Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik-baiknya ucapanku dan ucapan para Nabi sebelumku adalah laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan yang patut disembah melainkan Allah)” (HR. Malik dan Tirmidzi, dan dihasankan olehnya). Hadits lain Rasulullah Saw bersabda :
خَيْرَ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik doa adalah doa yang dipanjatkan pada Hari Arafah”.
Pada Hari Arafah kaum muslimin dari berbagai daerah berkumpul di satu tempat. Mereka menundukkan hati dan merendahkan diri mereka dihadapan Allah Swt, mereka mengharap ampunan dan keridhaan Allah swt, dan oleh karena keutamaan arafah Rasulullah Saw menjadikannya sebagai syarat utama sahnya pelaksanaan ibadah haji, sabda Rasulullah Saw : “Haji adalah wukuf di Padang Arafah.” (Hadist ini diriwayatkan oleh para imam dalam Kutub As-Sunan dari jalur Abdurrahman bin Ya’mar Adaili Radhiyallahu Anhu).
Puasa sunnah di hari arafah akan menghapus dosa-dosanya selama dua tahun, satu tahun yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang.
Diantara keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, di dalamnya terdapat hari qurban, yaitu hari kesepuluh di bulan Dzullhijjah. Ia adalah sebaik-baiknya hari. Sebagaimana  disebutkan dalam sebuah hadits, “Sebaik-baik hari adalah Hari Raya Qurban. Pada  hari itu mayoritas amalan haji dikerjakan; melempar jumrah, mencukur rambut kepala, menyembelih hewan qurban, tawaf, sa’i, shalat Idul Adha, menyembelih hewan qurban bagi orang yang tidak berhaji, berkumpulnya umat Islam di shalat Id dan ucapan selamat sesama mereka.
Masih banyak Keutamaan-keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzullhijjah, karena itu tidaklah pantas seorang Muslim menyia-nyiakannya. sebaliknya, ia harus memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, saling berpacu melakukan kebaikan di dalamnya dan menyibukkan diri dengan amal saleh.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم


Tidak ada komentar:

Posting Komentar